Kondisi Selama Covid-19 yang dialami oleh Evi Romadhani memang layak membuatnya takut dan sedih. Hal ini dikarenakan Covid-19 telah menjadi pandemi yang mendunia dengan pertumbuhan positif Covid-19 yang terus bertambah. Apalagi belum ada kejelasan, sampai kapan hal ini akan terjadi. Belum lagi tidak adanya kedisiplinan akan protokol kesehaan yang merata, sehingga menyebabkan pertumbuhan positif Covid-19 masih tinggi. Seperti apa pengalaman Evi Romadhani? Kita simak yuk.
Kondisi Selama Covid-19 Yang Dialami Evi Romadhani
Berikut ini kisah yang disampaikan oleh Evi.
Saya, Evi Romadhani, seorang perawat di Puskesmas wilayah Kabupaten Situbondo. Pertengahan Mei lalu saya batuk disertai flu. Setelah dua hari, indra penciuman dan indra perasa saya mulai terganggu sampai tidak dapat mencium bau-bauan dan merasakan makanan. Saat itu, saya hanya minum antibiotik dan multivitamin yang biasa ada di apotek. Saya selalu berpikiran positif, kalau saya tidak kena COVID-19.
Setelah 15 hari, kondisi saya mulai pulih, bisa mencium bau dan merasakan makan. Batuk dan flu pun mulai sembuh. Hingga pada Juni saya melakukan tes rapid karena menyadari pekerjaan sebagai tenaga kesehatan yang selalu kontak langsung dengan pasien. Ternyata, hasil tes rapid tersebut reaktif. Saya pun merasa syok dan takut. Untuk memastikan, esok harinya saya langsung melakukan pemeriksaan tes swab. Setelah lima hari, hasil swab menunjukkan, saya positif COVID-19. Saya makin merasa tidak karuan dan tentunya sedih.
Untungnya, saya ditenangkan dan direkomendasikan untuk konsumsi produk HDI oleh dr. Siswani. Beliau bercerita, sudah banyak pasien COVID-19 terbantu kondisinya dengan suplementasi HDI Propoelix™ dan HDI Naturals™ Clover Honey. Mendengar hal itu saya kembali semangat.
Kemudian, saya menjalani masa karantina, dan selama itu pula saya rutin mengonsumsi produk-produk HDI. Setelah satu minggu di karantina dilakukan pemeriksaan swab follow up, dan alhamdulillah hasilnya negatif. Saya pun diperbolehkan pulang ke rumah 17 Juli 2020, dan dinyatakan sembuh.